Beberapa mitos buruk memang masih mengelilingi cokelat. Selain mereka yang sudah berumur dan memiliki banyak pantangan, berikut ini kita mencoba meluruskan mitos tentang cokelat….
Fakta 1 : Cokelat mengandung antioksidan yang berkhasiat
Beberapa jenis bubuk cocoa dan cokelat (terutama dark chocolate) kaya substansi antioksidan polifenol (flavonoid), komponen berkhasiat yang dapat mengurangi resiko berkembangnya penyakit kardiovaskular.
Fakta 2 : Cokelat tidak menyebabkan jerawat
Mitos yang beredar, bahwa banyak makan cokelat mempermudah munculnya jerawat. Itu sebabnya banyak anak muda yang takut makan cokelat karena takut berjerawat.
Faktanya belum ada bukti yang menjelaskan bahwa cokelat dapat menimbulkan jerawat. Yang jelas, jerawat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya produksi hormon saat menginjak remaja (13-15 tahun). Peningkatan hormon tersebut menyebabkan kelenjar mengeluarkan sebum yang mengalir ke permukaan kulit. Kalau aliran ini tersekat, sebum terkumpul lalu membentuk jerawat. Pola makan yang kurang zat besi atau banyak iodine dan saat stress juga merupakan penyebab jerawat.
Pensylvania School of Medicine dan penelitian lain oleh US Naval Academy menyatakan kalau mengkonsumsi cokelat tidak menyebabkan jerawat. Penelitian melibatkan sejumlah responden yang mendapatkan menu makanan terawasi plus tambahan jatah cokelat, sementara responden lainnya tidak mendapatkan cokelat.
Hasilnya, tidak ada perbedaan nyata terhadap pertumbuhan jerawat pada responden pemakan cokelat maupun yang tidak. Dengan demikian, cokelat sesungguhnya tidak layak dipersalahkan sebagai penyebab utama munculnya jerawat. Bahkan para peneliti menegaskan kesimpulannya bahwa secara umum makanan bukanlah pemicu utama jerawat.
Ensiklopedia Dermatologi juga menjelaskan dengan tepat bahwa makanan tidak berhubungan dengan jerawat. Jadi para remaja tidak perlu menahan diri lagi untuk memakan cokelat kegemaran mereka.
Fakta 3 : cokelat tidak menggemukan
Cokelat tidak bisa menyebabkan obesitas. Kalori dari cokelat hanya memberikan sekitar 0.7 – 1.4 persen kalori dari rata-rata diet. Jadi bukan cokelat yang menyebabkan kegemukan, melainkan kelebihan kalori yang tidak terbakar akibat aktivitas fisik yang kurang menurut American Journal Of Clinical Nutrition tahun 1994.
Lagipula, tak ada bahan makanan tertentu yang bisa menggemukkan badan, kecuali jika kita makan berlebih. Kalau makan hanya 1-2 batang cokelat sehari tidak masalah. Pola makan secara keseluruhan (terutama yang tinggi kalori) yang patut dipersalahkan, ditambah gaya hidup yang kurang berolahraga.
Fakta 4 : pengidap diabetes boleh makan cokelat
Produk khusus untuk penderita diabetes tidak menawarkan kelebihan tertentu kepada mereka dibandingkan dengan makanan biasa. Justru pengidap diabetes boleh menikmati cokelat, tetapi secara bijak dan secukupnya, mengikuti nasehat para pakar gizi.
Fakta 5 : cokelat tidak menyebabkan kerusakan gigi
Cokelat mengandung polyhydroxyphenol yang mencegah berkembangnya mikroba dalam mulut. Cokelat juga mengandung flour yang baik untuk gigi serta fosfat yang menetralkan keasaman yang ditimbulkan oleh gula. Malas menggosok gigi setelah memakan cokelat adalah penyebab gigi rusak.
Tim peneliti dari Eastman Dental Center, Rochester, AS, menyebutkan cokelat mampu menjegal perkembangan bakteri mulut penyebab kerusakan gigi, berkat kandungan fosfatnya yang tinggi. Dari sekian jenis cokelat olahan, cokelat susu memiliki kemampuan paling rendah dalam mengendalikan bakteri. Karena cokelat susu mengandung campuran cocoa paling sedikit.
Fakta 6 : cokelat tidak terbukti menyebabkan sakit kepala migren
Beberapa makanan memang dianggap sebagai pemicu migren. Suatu penelitian menunjukkan bahwa cokelat tidak signifikan menyebabkan migren. Pada penelitian yang diadakan di Pittsburgh State University, penyebab migren ternyata berhubungan dengan kadar hormone dan para peneliti tetap melanjutkan penyebab migren tersebut.
Fakta 7 : cokelat tidak menyebabkan sakit jantung
Cokelat juga sering disalahkan karena dapat menyebabkan sakit jantung. Padahal penyebab utama timbulnya penyakit jantung adalah gaya hidup yang tidak sehat dan kurang olahraga. Sebaliknya, cokelat mengandung antioksidan yang mampu mengurangi oksidasi kolesterol LDL. Hasil kajian terkini menunjukkan bahwa asam stearat, lemak dalam cokelat tidak berpengaruh kepada kolesterol.
Selain itu, untuk menjaga kesehatan, kta harus makan banyak serat dan karbohidrat kompleks, dan kurangi lemak serta gula, juga senantiasa berolahraga. Konsumsi cokelat dalam jumlah sedikit sebagai bagian diet seimbang tidak akan menimbulkan masalah kepada jantung.
Fakta 8 : cokelat menguatkan mood
Cokelat dapat mencetuskan reaksi positif terhadap kimia otak dan diketahui dapat memperbaiki mood seseorang. Aroma, khas dan kelezatan cokelat memberikan kenikmatan yang sulit digambarkan.
Saat makan cokelat, kita bisa mengeluarkan suatu komponen kimia yang dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan mood serta perasaan happy. Kemungkinan gabungan rasa, kandungan khasiat dan ramuan psikoaktif cokelat menjadi penyebabnya. Ini bermakna, cokelat hadiah sempurna.
Fakta 9 : cokelat mengandung nutrisi yang dibutuhkan semua orang
Cokelat tidak hanya enak, tapi juga mengandung banyak nutrisi. Cokelat juga merupakan sumber tembaga yang baik. Cokelat dengan almond atau kacang tanah akan meningkatkan nilaoi gizinya, terutama protein.
Fakta 10 : cokelat dapat menyembuhkan diare
Cokelat hitam dapat membantu penyembuhan diare menurut laporan Children’s Hospital & Research Center Oakland tahun 2005. Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti tersebut menemukan bahan kimia dalam biji kakao dapat mengurangi perkembangan cairan yang menyebabkan diare.
Biji kakao mengandung flavonoid yan bisa dijadikan suplemen alami untuk mengurangi gejala diare. Cokelat hitam mengandung sejumlah besar cocoa yang dapat mengurangi sakit. Hal ini disebabkan karena flavonoid dalam cocoa dapat berikatan dan menghambat protein dalam usus kecil yang disebut CFTR yang dapat mengatur sekresi cairan pada usus kecil.
Fakta 11 : cokelat menghentikan batuk kronis
Cokelat dapat mengobati batuk? Menurut ahli zat kimia, cokelat lebih baik dalam menyembuhkan batuk dibanding dengan obat batuk. Hal ini didasari pada sebuah senyawa yang disebut theobromine yang dapat mencegah batuk.
Para peneliti dari Imperial College London menemukan bahwa theobromine yang ditemukan dalam cocoa hampir 1/3 lebih efektif dalam menghentikan batuk tak berhenti dibanding codeine.
makasih kak untuk fakta dan mitos coklatnya
BalasHapusElever Media Indonesia