Walaupun berbagai hasil penelitian sangat meyakinkan, sebaiknya kita tetap perlu waspada akan keamanan dan kontraindikasi cokelat. Cocoa dan cokelat dinyatakan aman oleh Food and Drug Administration, apabila dikonsumsi dalam jumlah yang tepat pada jangka waktu pendek. Cocoa yang akan digunakan untuk pengobatan harus dikonsultasikan dulu dengan dokter atau ahli.
Kandungan kafein dalam cokelat juga perlu diperhatikan, karena kafein merupakan obat adiktif yang diasosiasikan dengan insomnia, gelisah, serangan kecemasan, meningkatnya tekanan darah, menaikkan gula darah, dan meningkatkan resiko gangguan kelahiran. Setiap orang yang menderita salah satu dari kondisi akibat kafein di atas, sebaiknya mengurangi konsumsi cokelat.
Berikut yang harus diperhatikan saat mengkonsumsi cokelat :
1. Batu ginjal
Cokelat mengandung oksalat yang dapat meningkatnya ekskresi oksalat dalam urin. Meningkatnya oksalat urin akan meningkatkan resiko pembentukan batu ginjal. Orang yang rentan mengembangkan batu ginjal sebaiknya mengurangi asupan oksalat dari makanan termasuk cokelat sebagai jalan mengurangi kandungan oksalat dalam urin.
Pembentukan batu ginjal bisa dipicu oleh cokelat karena asupan cokelat batangan 100 gram dapat meningkatkan ekskresi oksalat 3 kali lipat dan meningkatkan ekskresi kalsium mirip dengan sukrosa. Oleh karena itu, bagi penderita batu ginjal, tips sehat apabila kegemaran akan makan cokelat tidak dapat dibendung lagi adalah dengan meminum air putih sebanyak-banyaknya setelah makan cokelat.
2. Sakit kepala pada penderita migren
Dark chocolate (cokelat hitam) mengandung zat kimia alami, yaitu tyramine yang dianggap sebagai pemicu migren, meskipun belum terbukti kebenarannya. Tidak semua individu penderita migraine sensitive terhadap tyramine. Makanan lain yang mengandung tyramine adalah keju tua dan fermentasi.
3. Alergi
Alergi terhadap cokelat, biasanya terjadi pada orang-orang yang bekerja di pabrik permen cokelat. Sebanyak 31% tercatat mengalami alergi pada kulit saat ditusukan cocoa, 6% bereaksi terhadap biji kakao, dan 12% terhadap cokelat.
Asma akibat kerja terpicu saat menghirup kakao juga dilaporkan oleh orang-orang yang respon Ig-E-dependent dan reaksi alergi asma secara langsung muncul seperti bersin, sakit kepala, gatal merah, kram dan mual.
menambah pengetahuan sekali infonya
BalasHapusElever Media Indonesia